Perbankan Indonesia
Saat Ini
Perbankan Indonesia
harus tetap bertahan terhadap kondisi perekonomian global yang menantang.
Pendapatan yang stabil, provisi mencukupi dan permodalan, faktor tersebut
membuat perlindungan bagi perbankan terhadap tantangan-tantangan. Krisis
keuangan global semakin terasa, hal tersebut terlihat dari berkurangnya
keketatan likuiditas perbankan dan tumbuhnya total kredit perbankan.
Perekonomian Indonesia masih mengalami pasang-surut, sehingga pemerintah melakukan
kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang dijalankan secara bertahap pada
sektor keuangan dan perekonomian. Salah satu maksud dari kebijakan deregulasi
dan debirokratisasi adalah upaya untuk membangun suatu sistem perbankan yang
sehat, efisien, dan tangguh.
Seperti yang di
beritakan dalam antara news.com bahwa kondisi perbankan nasional saat ini juga
dalam kondisi yang tetap terjaga stabilitasnya dan sehat dengan fungsi
intermediasi yang terus meningkat dalam mendukung pembiayaan perekonomian.
Berdasarkan data Bank
Indonesia (BI), industri perbankan menunjukkan kinerja yang semakin solid
sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital
Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8,0 persen dan terjaganya
rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0 persen.
Sementara itu,
intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit
yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3 persen. Kredit investasi tumbuh cukup
tinggi, sebesar 29,3 persen, dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi
masing-masing tumbuh sebesar 28,9 persen dan 20,3 persen.
Kondisi Bank RI Bagus, Jadi Bayar
Direksi-Komisaris Juga Bagus
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gaji
direksi dan komisaris bank-bank di Indonesia dinilai yang tertinggi di Asia
Tenggara. Karena itu, Bank Indonesia mengusulkan pemangkasan gaji para direksi
dan komisaris dipangkas. Namun, Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional
(Perbanas) Sigit Pramono menolak usulan tersebut.
Menurut dia, tingginya
remunerasi direksi bank di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara di
ASEAN, dikarenakan perkembangan bank di Indonesia yang semakin baik. "Data
itu perlu dikaji lagi. Sekarang kondisi bank di Indonesia bagus sehingga bayar
direksi dan komisaris juga bagus," ujarnya, di Jakarta, Kamis (19/7).
Kondisi perbankan di Indonesia,
ujar Sigit, cukup baik dengan ditunjukkan dari Rasio Kredit Bermasalah atau Non
Performing Loans (NPL) sekitar 2 persen dan pertumbuhan kredit 2011 bisa
mencapai 26 persen. Suku bunga pun merupakan yang terendah sejak Indonesia
meraih kemerdekaan.
"Jadi, wajar kalau direksi
juga digaji baik, kecuali kondisi perbankannya bermasalah seperti di Amerika,
tentu tidak sesuai jika gaji direksinya besar," ungkapnya.
Referensi :
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden SBY mengatakan sejauh ini tingkat suku bunga acuan BI
rate tetap dapat dikelola dengan baik oleh Bank Indonesia. Sejak Februari 2012,
BI rate telah menurun 25 basis point dari 6 persen menjadi 5,75 persen.
Pengelolaan BI rate ini
untuk menjaga kepercayaan para pelaku pasar terhadap perekonomian di dalam
negeri, mendorong pertumbuhan, dan menjaga inflasi.
Demikian disampaikan
Presiden SBY saat menyampaikan laporan RAPBN dan Nota Keuangan 2013 dalam Rapat
Paripurna DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (16/8/2012) malam.
SBY mengatakan untuk
mendorong perkembangan perekonomian domestik, dukungan pembiayaan perbankan
juga terus meningkat. Sampai Juni 2012, penyaluran kredit perbankan tercatat Rp
2.480 triliun, atau tumbuh sekitar 25,7 persen jika dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya. "Dukungan kredit perbankan itupun tetap
diupayakan dalam koridor kesehatan perbankan yang terjaga dengan baik,"
kata SBY.
Menurut SBY, saat ini
kondisi perbankan Indonesia terbilang cukup mantap. "Dengan rasio
rata-rata kecukupan modal bank umum hingga Juni 2012 mencapai 17,5 persen, dan
terjaganya rasio kredit bermasalah (non performing loan) pada level yang
aman," jelasnya.
Selain itu, lanjut SBY,
untuk mengantisipasi dampak negatif dari memburuknya situasi ekonomi dan
keuangan global, maka pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah pengamanan
dan mitigasi krisis.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar