Patterned Text Generator at TextSpace.net

Senin, 22 Oktober 2012

Kondisi Perbankan di Indonesia Saat Ini


Perbankan Indonesia Saat Ini

Perbankan Indonesia harus tetap bertahan terhadap kondisi perekonomian global yang menantang. Pendapatan yang stabil, provisi mencukupi dan permodalan, faktor tersebut membuat perlindungan bagi perbankan terhadap tantangan-tantangan. Krisis keuangan global semakin terasa, hal tersebut terlihat dari berkurangnya keketatan likuiditas perbankan dan tumbuhnya total kredit perbankan. Perekonomian Indonesia masih mengalami pasang-surut, sehingga pemerintah melakukan kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang dijalankan secara bertahap pada sektor keuangan dan perekonomian. Salah satu maksud dari kebijakan deregulasi dan debirokratisasi adalah upaya untuk membangun suatu sistem perbankan yang sehat, efisien, dan tangguh.
Seperti yang di beritakan dalam antara news.com bahwa kondisi perbankan nasional saat ini juga dalam kondisi yang tetap terjaga stabilitasnya dan sehat dengan fungsi intermediasi yang terus meningkat dalam mendukung pembiayaan perekonomian.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), industri perbankan menunjukkan kinerja yang semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8,0 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0 persen.
Sementara itu, intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Mei 2012 mencapai 26,3 persen. Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,3 persen, dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 28,9 persen dan 20,3 persen.

Kondisi Bank RI Bagus, Jadi Bayar Direksi-Komisaris Juga Bagus
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gaji direksi dan komisaris bank-bank di Indonesia dinilai yang tertinggi di Asia Tenggara. Karena itu, Bank Indonesia mengusulkan pemangkasan gaji para direksi dan komisaris dipangkas. Namun, Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menolak usulan tersebut.

Menurut dia, tingginya remunerasi direksi bank di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, dikarenakan perkembangan bank di Indonesia yang semakin baik. "Data itu perlu dikaji lagi. Sekarang kondisi bank di Indonesia bagus sehingga bayar direksi dan komisaris juga bagus," ujarnya, di Jakarta, Kamis (19/7).

Kondisi perbankan di Indonesia, ujar Sigit, cukup baik dengan ditunjukkan dari Rasio Kredit Bermasalah atau Non Performing Loans (NPL) sekitar 2 persen dan pertumbuhan kredit 2011 bisa mencapai 26 persen. Suku bunga pun merupakan yang terendah sejak Indonesia meraih kemerdekaan.

"Jadi, wajar kalau direksi juga digaji baik, kecuali kondisi perbankannya bermasalah seperti di Amerika, tentu tidak sesuai jika gaji direksinya besar," ungkapnya.
Referensi :

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden SBY mengatakan sejauh ini tingkat suku bunga acuan BI rate tetap dapat dikelola dengan baik oleh Bank Indonesia. Sejak Februari 2012, BI rate telah menurun 25 basis point dari 6 persen menjadi 5,75 persen.
Pengelolaan BI rate ini untuk menjaga kepercayaan para pelaku pasar terhadap perekonomian di dalam negeri, mendorong pertumbuhan, dan menjaga inflasi.
Demikian disampaikan Presiden SBY saat menyampaikan laporan RAPBN dan Nota Keuangan 2013 dalam Rapat Paripurna DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (16/8/2012) malam.
SBY mengatakan untuk mendorong perkembangan perekonomian domestik, dukungan pembiayaan perbankan juga terus meningkat. Sampai Juni 2012, penyaluran kredit perbankan tercatat Rp 2.480 triliun, atau tumbuh sekitar 25,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Dukungan kredit perbankan itupun tetap diupayakan dalam koridor kesehatan perbankan yang terjaga dengan baik," kata SBY.
Menurut SBY, saat ini kondisi perbankan Indonesia terbilang cukup mantap. "Dengan rasio rata-rata kecukupan modal bank umum hingga Juni 2012 mencapai 17,5 persen, dan terjaganya rasio kredit bermasalah (non performing loan) pada level yang aman," jelasnya.
Selain itu, lanjut SBY, untuk mengantisipasi dampak negatif dari memburuknya situasi ekonomi dan keuangan global, maka pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah pengamanan dan mitigasi krisis.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar