Patterned Text Generator at TextSpace.net

Selasa, 03 April 2012

Tulisan 2 (Bagong)


Bagong


Ki Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tokoh ini dikisahkan sebagai anak bungsu Semar. Dalam pewayangan Sunda juga terdapat tokoh panakawan yang identik dengan Bagong, yaitu Cepot atau Astrajingga. Namun bedanya, menurut versi ini, Cepot adalah anak tertua Semar. Dalam wayang banyumasan Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor.

  1. Ciri Fisik
Sebagai seorang panakawan yang sifatnya menghibur penonton wayang, tokoh Bagong pun dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat, matanya lebar, bibirnya tebal dan terkesan memble. Dalam figur wayang kulit, Bagong membawa senjata kudi.
Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya, yaitu Semar, Gareng, dan Petruk, maka Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata krama. Meskipun demikian majikannya tetap bisa memaklumi.
Pada versi Cirebon ciri- ciri Bagong, suaranya serak, kasar, selalu berbahasa Sunda, mungkin karena hal ini Bagong Cirebon disebut juga Astrajingga. Jika berkelahi ia “menumbuk“ lawan nya dengan kepala.
b.    Asal Usul
Beberapa versi menyebutkan bahwa, sesungguhnya Bagong bukan anak kandung Semar. Dikisahkan Semar merupakan penjelmaan seorang dewa bernama Batara Ismaya yang diturunkan ke dunia bersama kakaknya, yaitu Togog atau Batara Antaga untuk mengasuh keturunan adik mereka, yaitu Batara Guru.
Togog dan Semar sama-sama mengajukan permohonan kepada ayah mereka, yaitu Sanghyang Tunggal, supaya masing-masing diberi teman. Sanghyang Tunggal ganti mengajukan pertanyaan berbunyi, siapa kawan sejati manusia. Togog menjawab "hasrat", sedangkan Semar menjawab "bayangan". Dari jawaban tersebut, Sanghyang Tunggal pun mencipta hasrat Togog menjadi manusia kerdil bernama Bilung, sedangkan bayangan Semar dicipta menjadi manusia bertubuh bulat, bernama Bagong.
Versi lain menyebutkan, Semar adalah cucu Batara Ismaya. Semar mengabdi kepada seorang pertapa bernama Resi Manumanasa yang kelak menjadi leluhur para Pandawa. Ketika Manumanasa hendak mencapai moksha, Semar merasa kesepian dan meminta diberi teman. Manumayasa menjawab bahwa temannya yang paling setia adalah bayangannya sendiri. Seketika itu pula, bayangan Semar pun berubah menjadi manusia, dan diberi nama Bagong, walaupun Bagong sebenarnya merupakan anak pertama Semar, ia sering dijadikan anak bungsu. Salah kaprah ini disebabkan oleh sifat Bagong yang kekanak-kanakan.
Versi lainnya, diceritakan bahwa pada saat Gareng diangkat menjadi anak sulung Semar, Petruk tidak terima karena sesung-guhnya Petruk lebih tua, maka Petruk minta diberikan seorang adik. Kemudian Semar memuja bayangannya sendiri menjadi seorang laki-laki yang mirip Semar. Maka terciptalah Bagong (menurut pedalangan gagrak Yogyakarta) atau Bawor (menurut pedalangan gagrak Banyumas), yang berasal dari bayangan Ismaya atau Semar, dan diangkat menjadi anak bungsunya. tokoh Bawor hadir di dunia bukan dilahirkan melainkan diciptakan.

c.    Bagong Zaman Kolonial
Gaya bicara Bagong yang seenaknya sendiri sempat dipergunakan para dalang untuk mengkritik penjajahan kolonial Hindia Belanda. Ketika Sultan Agung meninggal tahun 1645, putranya yang bergelar Amangkurat I menggantikannya sebagai pemimpin Kesultanan Mataram. Raja baru ini sangat berbeda dengan ayahnya. Ia memerintah dengan sewenang-wenang serta menjalin kerja sama dengan pihak VOC-Belanda.
Keluarga besar Kesultanan Mataram saat itu pun terpecah belah. Ada yang mendukung pemerintahan Amangkurat I yang pro-Belanda, ada pula yang menentangnya. Dalam hal kesenian pun terjadi perpecahan. Seni wayang kulit terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan Nyai Anjang Mas yang anti-Amangkurat I, dan golongan Kyai Panjang Mas yang sebaliknya.
Rupanya pihak Belanda tidak menyukai tokoh Bagong yang sering dipergunakan para dalang untuk mengkritik penjajahan VOC. Atas dasar ini, golongan Kyai Panjang Mas pun menghilangkan tokoh Bagong, sedangkan Nyai Panjang Mas tetap mempertahankannya.
Pada zaman selanjutnya, Kesultanan Mataram mengalami keruntuhan dan berganti nama menjadi Kasunanan Kartasura. Sejak tahun 1745 Kartasura kemudian dipindahkan ke Surakarta. Selanjutnya terjadi perpecahan yang berakhir dengan diakuinya Sultan Hamengkubuwana I yang bertakhta di Yogyakarta.
Dalam hal pewayangan, pihak Surakarta mempertahankan aliran Kyai Panjang Mas yang hanya memiliki tiga orang panakawan (Semar, Gareng, dan Petruk), sedangkan pihak Yogyakarta menggunakan aliran Nyai Panjang Mas yang tetap mengakui keberadaan Bagong.
Akhirnya, pada zaman kemerdekaan Bagong bukan lagi milik Yogyakarta saja. Para dalang aliran Surakarta pun kembali menampilkan empat orang punakawan dalam setiap pementasan mereka. Bahkan, peran Bagong cenderung lebih banyak daripada Gareng yang biasanya hanya muncul dalam gara-gara saja.
d.    Bagong Versi Jawa Timur
Dalam pewayangan gaya Jawa Timuran, yang berkembang di daerah Surabaya, Gresik, Mojokerto, Jombang, Malang dan sekitarnya, tokoh Semar hanya memiliki dua orang anak , yaitu Bagong dan Sarangaja. Bagong sendiri memiliki anak bernama Besut.Dalam versi ini adik Bagong memang jarang di pentaskan namun ada lakon tertentu dimana Sarangaja keluar seperti lakon Adeg'e Khayangan Suralaya dimana pada cerita ini menceritakan Asal usul Bagong dalam versi Jawa Timur.
Tentu saja Bagong gaya Jawa Timuran memiliki peran yang sangat penting sebagai panakawan utama dalam setiap pementasan wayang. Ucapannya yang penuh humor khas timur membuatnya sebagai tokoh wayang yang paling ditunggu kemunculannya. Dalam versi ini, Bagong memiliki nama sebutan lain,yaitu Jamblahita.

BAGONG adalah anak angkat ketiga Semar. Dia adik Gareng dan Petruk. Diceritakan ketika itu Gareng dan Petruk minta dicarikan teman, sanghyang Tunggal bersabda :"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri." Seketika itu bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama Bagong.

Bagong berbadan pendek, gemuk seperti semar tetapi mata dan mulut lebar. Ia memiliki watak banyak bercanda, pintar membuat lelucon, bahkan terkadang saking lucunya menjadi menjengkelkan. Beradat lancang, tetapi jujur, dan juga sakti. Kalau menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang perhitungan. Bagong bersuara besar dan kedengaran agak kendor di leher.

Ada yang mengatakan kalau Bagong berasal dari kata Baghoo (bahasa Arab) yang artinya senang membangkang/ menentang, tidak mudah menurut atau percaya pada nasihat orang lain. Ini juga menjadi nasihat pada tuannya bahwa manusia didunia ini mempunyai watak yang bermacam-macam dan perlu diperhatikan dan diwaspadai dari watak dan karakter masing - masing watak tersebut.

Sejarah Bagong

BAGONG, yang di daerah Banyumas disebut Bawor adalah seorang tokoh panakawan dalam dunia pewayangan. Panakawan adalah pengiring atau pamong yang selalu ikut dan mendampingi seseorang atau suatu keluarga, sebagai tempat berbagi suka dan duka serta dimintai saran-saran jika diperlukan. la adalah anak hasil pujaan Semar atau Ki Lurah Badranaya.

Menurut cerita dalam pewayangan, Bagong diciptakan dari bayangan Semar. Di hari-hari pertama Sang Hyang Ismaya turun ke dunia sebagai Semar untuk bertugas sebagai pamong golongan manusia yang berbudi baik, ia merasa kesepian. Karena itu ia mohion pada ayahnya, yaitu Hyang Tunggal, agar diberi teman. Sebagai teman setia Semar, adalah bayangannya, yang oleh Sang Hyang Tunggal kemudian diubah ujud menjadi Bagong. Itulah sebabnya bentuk dan wajah Bagong amat mirip dengan Semar. Seperti Semar, perut Bagong juga buncit, hidungnya pesek, pantatnya besar.

Bagong mempunyai sifat dan pembawaan yang kekanak-kanakan. Lucu, jarang bicara, tapi sekali bicara membuat orang tertawa. Dalam pewayangan, Bagong merupakan pengeritik tajam clan nylekit bagi tokoh wayang lain yang bertindak tidak benar. Biasanya, sebelum mulai berbicara, Bagong lebih dahulu mengucapkan kalimat pendahuluan yang khas sebagai berikut: "Gembor menentor bocor... " Baru setelah itu ia mengucapkan kalimat yang hendak disampaikannya. Dalam pedalangan Wayang Purwa, beberapa puluh tahun yang lalu tokoh Bagong hanya dikenal di beberapa daerah, terutama di Yogyakarta ke barat dan di daerah Banyumas, dan beberapa tempat di Jawa Timur. Namun kini tokoh Bagong juga dimainkan di daerah-daerah lain, bahkan juga dalam pedalangan di Jawa Barat. Pada Wayang Golek Sunda, tokoh Bagong sering dipersamakan dengan Cepot atau Astrajingga. Namun, beda dengan pada kebanyakan Wayang Kulit Purwa, di Wayang Golek Purwa Sunda, Cepot Astrajingga dianggap sebagai anak Semar yang tertua.

Tokoh Wayang Bagong mulai diciptakan pada zaman pemerintahan Sunan Amangkurat II, raja Mataram (1677 - 1703). Dengan candra sengkala "Mantri Sirna Sangoyag Jagad", dapat diperhitungkan Bagong tercipta pada tahun 1603 Jawa, atau 1679 Masehi. Namun siapa seniman penciptanya, tidak diketahui.
Walaupun Bagong sebenarnya merupakan anak pertama Semar, dalam pewayangan ia sering dianggap sebagai anak bungsu. Salah kaprah ini terutama disebabkan karena sifat Bagong yang kekanak-kanakan itu. Biasanya, dalam pedalangan Wayang Kulit Purwa atau di panggung Wayang Orang, Bagong berbicara dengan logat Jawa Banyumasan. Itulah antara lain, mengapa di daerah Banyumas tokoh Bagong amat digemari.
Khusus pada pewayangan di Jawa Timur ada tokoh yang disebut Hyang Katinja alias Besot, atau Besep, atau Bestil, atau Besil. Tokoh wayang ini berasal dari tinja Semar yang terinjak Bagong.

Dalam Wayang Menak, ada tokoh panakawan yang hampir serupa bentuknya dengan Bagong. Tokoh ini disebut Jiweng. Bagong beristri cantik, bernama Dewi Bagnawati, putri Prabu Balya dari Kerajaan Pucangsewu. Dalam lakon carangan "Semar Minta Bagus" atau "Semar Gugat", Bagong diajak Semar ke kahyangan dan diubah bentuknya menjadi ksatria tampan. Bagong diberi nama baru Bambang Lengkara, sedangkan Semar yang telah berganti rupa menjadi ksatria perkasa, menamakan dirinya Bambang Dewalelana. Dalam lakon ini, selain berubah menjadi tampan, Bagong juga memiliki kesaktian yang seimbang dengan para dewa.

Dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa, tokoh Wayang Bagong dilukiskan dalam beberapa wanda. Di antara wanda Bagong adalah: Wanda Gembor dengan bibir lebih lebar  dan terbuka. Dibandingkan dengan wanda lainnya, Bagong wanda Gembor merupakan wanda yang paling tua dan paling besar ukurannya. Hampir sebesar Semar. Sikap tubuhnya agak membungkuk dan kepalanya agak menunduk. Wanda Gilut, yakni yang bibir bawahnya lebih tebal. Tubuh Bagong wanda Gilut agak pendek, tetapi kepalanya mendongak dan dadanya membusung. Ciri lainnya, Bagong pada wanda Gilut ini mengenakan keris berwarangka sandang walikat. Wanda Ngengkel, sikap tubuhnya lebih tegak dan kepalanya agak mendongak. Yang terakhir, disebut Wanda Blungkang, yang gundul rambutnya, dan bibir bawahnya panjang.
Pada tahun 1987 Ir. Haryono Haryoguritno, seorang pakar seni kriya Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta, menciptakan wanda baru bagi Bagong, yakni Bagong wanda Blo'on. Wanda baru itu diciptakan sebagai pasemon terhadap keadaan zaman, saat generasi muda yang kurang peduli pada keadaan di sekitarnya.





Kejujuran Yang Berujung Pada Fitnah Dalam Lakon ‘Bagong Kembar’

Bagong tercipta dari bayangan Sanghyang Ismaya atas sabda Sanghyang Tunggal, ayahnya sendiri yaitu Semar. Sosok dan perwakan Bagong hampir serupa dengan Semar tetapi dengan mulut yang lebih lebar, hal ini menyimbolkan dari sifat utama Bagong yang bicara jujur apa adanya, ceplas ceplos.
Pribadinya yang seperti itu sering menyakiti hati orang, meski Bagong sendiri tidak berniat untuk menyakiti hati orang, Bagong hanya mengatakan apa adanya kekurangan orang tersebut, yang mendengarkan Bagong akan terselamatkan, dapat memperbaiki kondisi dirinya. Yang tersinggung akan tetap di dalam prilaku buruknya. Bagong dikenal pula dengan nama Bawor, Carub atau Astrajingga.
Ia mempunyai tabiat: lagak lagu katanya kekanak-kanakan, lucu, suara besar agak serak, tindakannya seperti orang bodoh, ucapannya menjengkelkan, tetapi selalu tepat sehingga sering kali membuat para doronya tersebut terdiam.
Buat Bagong hidup ini adalah untuk main-main, tidak usah terlalu dibuat serius, oleh karenanya Bagong digambarkan sebagai pribadi yang ceria dan mudah sekali membuat orang tertawa. Orang merasa bahagia jika dekat dengan Bagong.
Kata-katanya meski sering kali menjengkelkan namun selalu tepat membuktikan pribadi Bagong sebagai seorang yang tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, harus diperhitungkan terlebih dahulu, minimal dampak negatif dan positif yang akan timbul akibat dari perbuatannya itu. Namun jika sudah mengetahui kebenaran, Bagong tidak akan sungkan-sungkan mengatakanya, to the point.
Kejujuran modal utama dalam kehidupan, meski resikonya karena kejujuran tersebut Bagong sering dibenci oleh orang, bahkan Bagong pernah mendapatkan sebuah fitnah dalam lakon Bagong Kembar. Berikut versi pop dari lakon Bagong Kembar :
Dinegara Astina sedang dibicarakan tentang hilangnya pusaka Pandawa, ada laporan tentang maling yang masuk ke Kaputren menemui Dewi Banowati, perjamuan jadi gempar. Duryudana meminta Baladewa menangkap pencuri tersebut yang ternyata adalah Bagong. Bagong sendiri masuk kaputren karena dipanggil Banowati, bukan sebagai pencuri, Banowati ingin tahu tentang ilmu perilaku sebagai putri yang luhur, agar dapat menjadi manusia sempurna sepi ing pamrih.
Namun saksi-saksi banyak yang melihat bahwa Bagong yang mencuri pusaka tersebut, Bagong sendiri kemudian menghindar masuk ke dalam hutan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Para Pandwa tidak mempercayai hal tersebut, karena mereka tahu benar siapa Bagong, untuk apa Bagong mencuri pusaka tersebut, bukankah kesaktian Bagong sudah mumpuni, tanpa pusakan itu Bagong dapat saja menghajar para pandwa, terlebih lagi jika dibantu dengan dua saudaranya Gareng dan Pertruk.
Sri Kresna hanya termangut-mangut, dan berkata sambil menerawang jauh “Kebenaran akan terungkap”, kemudian Sri Kresna memerintahkan Pandawa menemani Semar menuju hutan, “Disana kebenaran akan terungkap” tambah Sri Kresna.
Atas bantuan para Dewa akhirnya di dalam hutan Bagong bertemu dengan kembarannya yang mencuri pusaka Pandawa itu, terjadi pertempuran sengit, hingga kemudian Bagong asli berhasil mengalahkan kembaran palsunya, dan kemudian kembarannya itu kembali kewujud aslinya. Dan Bagong mengenalinya sebagai seorang yang pernah dimarahi olehnya karena sering berbuat salah. Dan orang tersebutpun memohon maaf, ia melakukan semua itu karena merasa sakit hati akan perkataan Bagong.
Bagong sedih, karena dia sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti, Bagong hanya ingin orang itu memperbaiki kesalahannya.
Kemudian rombongan Pandawa dan Semar yang sejak tadi sudah mengetahui pertarungan tersebut, keluar dari persembunyaian. Semar berkata “thole, bukan kekuasaanmu untuk memperbaiki sifat manusia, manusia harus memperbaikinya sendiri, tugasmu hanya memberitahukannya. Dan untukmu nak, beruntunglah kamu sudah sadar, berterimakasihlah kepada Bagong, tetapi hukum alam tidak dapat bohongi, kamu akan mendapatkan sanksinya kelak”.


DWi intan Ratnasari
22210190/2eb01

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar